Senin, 07 Juni 2010

Romantisme yang Menyiksa

Oleh: Rosyidah Purwo*)
Di mana-mana tidak ada yang namanya romantisme menyiksa. Yang ada, romantisme adalah hal yang menyenangkan dan mengasyikan. Itu si kata di buku-buku novel yang pernah saya baca. Terus menurut beberapa teman juga demikian.

Temanku yang pernah mengalami romantisme dengan mantan pacarnya alias suami tercintanya, juga pernah bercerita kepada saya tentang hal itu. Romantisme itu hasilnya ya...menyenangkan. Begitu katanya. Tapi...ternyata ada lhoh romantisme yang menyakitakan. Tidak percaya? Simak cerita berikut ini.

Suatu siang di sudut kota Purwokerto. Kost-kostanku yang begitu sejuk dan damai kedatangan seorang tamu jauh. Ia adalah seorang laki-laki yang baru-baru ini melepas status kelajangannya. Alias baru saja melangsungkan pernikahan. Laki-laki ini ceritanya hendak ngapelin si istri yang kebetulan tinggal bareng satu atap dengan saya.

Sebuah kejadian unik terjadi. Dengan langkah bergegas aku pulang menuju kost. Dengan harapan segera dapat melepas penat yang telah mendera seharian. Terlebih panas matahari siang itu terasa sangat menyengat. Pintu rumah aku buka. Terlihat ibu kost sedang asyik ngobrol dengan laki-laki ini.

“Oh, Pak Slamet. Kapan datang?” kataku saat aku sudah mulai mengingat wajah laki-laki yang sedang duduk di kursi ruang makan milik ibu kost ku. Sambil melebarkan senyum, sekadar untuk beramah tamah dengan tamu. “Monggo...” begitu kataku saat aku hendak masuk ke dalam kamar.

Aku masuk kamar istirahatku yang super nyaman dan supeeeerrrr....sejuk. Segera aku buka jilbab besar dan panjang. Hmh...wuuus....udara sejuk langsung masuk ke pori-pori kulit. Udara sejuk aku nikmati betul-betul saiang itu. Sebentar aku rebahan di atas kasur mini empukku. Sambil memeluk bantal guling kesayangan.

Untuk menambah rileks, aku putar music instrumental Romeo and Juliet Love Theme. Music mengalun begitu indah dan syahdu. Angin semilir masuk melalui jendela kamar. Ah....benar-benar istirahat siang yang sangat menyenangkan.Tiga puluh menit aku menikmati istirahat siang. Nyamaaaaaan...! Mataku hampir terpejam saking nyamannya.

Krek! Terdengar pintu dibuka. Aku sangat paham ini adalah suara pintu kamar teman sebelah kamarku. Sayup-sayup terdengar sebuah suara laki-laki.

#*&^%$%$)(*&^&%^%*&^%$@#!!#$%&@^&@.!*&%^$$() &*&^%^$%%)@&@%hg@$^%)&^%#%#!!$%$^#$#(*&%*^$$% #@#!#@!@$%^%)(*&&^%^&#$%*^^%^%$$##@#&*^$%^#^$@$%#

#*&^%$%$)(*&^&%^%*&^%$@#!!#$%&@^&@.!*&%^$$() &*&^%^$%%)@&@%hg@$^%)&^%#%#!!$%$^#$#(*&%*^$$% #@#!#@!@$%^%)(*&&^%^&#$%*^^%^%$$##@#&*^$%^#^$@$%# Toeng! Toeng! Toeng!

Entahlah suara-suara apa yang terdengar. Pokoknya munculnya begitu dalam tulisan saya. Sepertinya kepalaku menjadi pusing mendnegarnya. Sabar...sabar...sabar...kamu harus memahami, Say, begitu batinku sambil menyapa diriku dengan sebutan Sayang.

Yah, namanya pengantin baru, di mana-mana selalu menebar romantisme dan kemesraan, serta kebahagiaan. Percaya tidak percaya, harus percaya! Terlebih pengantin baru yang satu ini adalah satu pasangan pengantin baru yang unik.

Si Istri adalah orang yang unik. Dalam pandangan saya, ia adalah gadis lugu nan lucu. Ini menurut pendapat saya. Tapi pendapat saya ini juga ada kuat-kuatnya sedikit lhoh. Sebab si empunya juga mengakui. Malah lebih parah lagi, ia menyebut dirinya aneh.

Kebetulan kamar ku dan kamar teman hanya bersekat triplek tipis yang dicat warna putih. Jika orang tidak jeli melihatnya, pasti akan mengira sekat itu adalah sebuah tembok tebal. Yah, si Tukang cat dan tukang membuat sekat sangat trampil mengelabuhi mata orang. Sehingga tripleks tipis mampu disulap menjadi tembok yang tebal.

Dengan kondisi seperti ini, sudah barang tentu setiap sedikit saja suara yang muncul dari kamar sebelah pasti akan terdengar dengan jelas, bahkan suara kecoa yang sedang asyik E-ok pun, dapat terdengar dengan jelas. Maka tentang teman saya itu, jangan ditanya dech!

Aduuuuuh, kalau begini se romantisme bukanya indah, tapi menyiksaaaaaaa!
Behind of Purwokerto Central Jail
Juni, 2010
20.27

Tidak ada komentar: