Rabu, 05 Januari 2011

Cerita Pewayangan yang Novel


Oleh: Narsiti

Resensi Buku
Judul Buku : Anak Bajang Menggiring Angin
Penulis : Sindhunata
Penerbit : Gramedia
Tebal Buku : 472 halaman
Cetekan ke IX : Agustus 2010
Harga : Rp 84.000,00

Ceritane Wayang Ramana
Neng Negara Alengka di Raja
...Rahwana Raja
Gawe Geger Nyolong Dewi Shinta

Anoman si Ketek Putih
Sowan Taman Shinta Dijak Mulih
Kewenangan Indrajit lan Patih
Ning Anoman Ora Wedi Getih

...
Lirik lagu di atas pernah popular di tahun 2000-an. Hampir semua kalangan mengenal lagu ini. Dari anak kecil sampai roang dewasa. Dengan lagu ini pula, saya menjadi paham sedikit tentang cerita wayang. Cerita tentang wayang yang menurut kebanyakan orang sangat membosankan dan menjenuhkan, bisa jadi menjadi sebuah cerita menarik dan asyik, tergantung pada penyajian dan pengemasan.

Ibarat sebuah produk, sebagus dan seenak apapun, jika cara penyajiannya kurang menarik, sudah pasti hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui, menyukai, dan memilihnya. Tentu saja dalam dunia bisnis, orang tidak mau rugi hanya karena hal semacam ini. Maka muncullah orang-orang dengan ide kreatif menciptakan sebuah gaya baru cara pengemasan sebuah barang/produk. Dengan cara semenarik mungkin, orang-orang ini mencoba menawarkan dan mengenalkan kepada orang banyak agar mereka mengenal dan menggunakan.

Ibarat sebuah barang, sebuah cerita bagus, jika cara penayampaiannya kurang menarik, maka sudah pasti sangat sedikit orang yang mau mengetahui, atau mengenalnya.

Cerita pewayangan, jika dibaca secara seksama adalah sebuah cerita yang mengandung nilai luhur yang sangat tinggi. Sayangnya, cerita yang terlanjur dianggap rumit dan membosankan ini, kurang diminati oleh kalangan banyak. Akhirnya cerita ini hanya sekadar muncul pada acara-acara pentas wayang. Itu pun belum tentu orang mau melihat dan memerhatikan.

Sindhunata, dalam bukunya berjudul “Anak Bajang Menggiring Angin” mencoba menuturkna cerita pewayangan dengan cara yang sangat menarik. Melalui gaya tutur novel, ia mengurai cerita pewayangan ini dengan sangat menarik.

Saya pribadi, sebelumnya adalah orang yang kurang begitu mengerti tentang cerita pewayangan dengan tokoh-tokoh di dalamnya yang terlampau banyak. Namun setelah membaca buku karya Sindhunata ini, pikiran saya terbuka lebar-lebar tentang cerita pewayangan. Cerita Tentang Anoman Obong, Rama Tambak, dan lain-lain dikemas dalam sebuah cerita menarik dan menyenangkan.

Diawali dengan kisah tentang dua insan manusia bernama Wisrawa dan Dewi Sukesi, cerita pewayangan ini mengalir begitu indah sampai pada cerita tentang Rahwana menculik Dewi Shinta, Anoman yang membuat tambak sebagai jembatan untuk pasukannya mengantar ke kerajaan Alengka. Ditutup dengan meninggalnya Rahwana dalam perang melawan Rama dan bala tentaranya. Semua ini dikemas dalam sebuah cerita apik dan menarik. Runtut dan tidak membuat pusing. Dengan gaya bahasa novel, membuat keseluruhan dari cerita dalam pewayangan menjadi sebuah cerita yang ringan dan mudah untuk dimengerti.

Sidhunata muncul sebagai sosok kreatif yang menawarkan “produk” yang dianggap membosankan dan tidak menarik menjadi sebuah “produk” yang sangat indah dan menarik. Tertarik dengan ceritanya? Baca buku ini! Di dalamnya akan ditemukan nilai-nilai luhur dari cerita yang dituturkannya.

Tidak ada komentar: