By: Rosyidah Purwo
Jika kamu adalah para pembaca aktif, atau pecinta buku, hindarilah hal-hal yang kiranya dapat membahayakan buku-buku kamu. Sebab kamu akan nangis lahir batin. Adalah saya pada pagi ini. Sebab ada tugas yang mendesak untuk membuat teks pidato untuk anak-anak pramuka yang hendak mengikuti LT 2, maka aku bangun pagi-pagi sekali, pukul 02.03 dini hari.
Setelah teks pidato itu jadi, aku kemudian membuka-buka tulisan Om Jay yang sempat saya unduh diinternet pada siang harinya. Tulisan itu adalah mengenai bukunya Om Jay yang memenangkan lomba sayembara Penulisan Buku Pengayaan, yang sempat saya minta melalui blog miliknya.
Saat tengah asyik otak-atik buku Om Jay dengan judul YUK KITA NGE-BLOG! Waktu sudah menunjukkan pukul 04.15 wib. Hari ini sepertinya aku harus mandi besar sebab ada “tamu bulanan” yang sepertinya sudah tidak “nongol lagi”. Lalu aku beranjak untuk meninggalkan “istana kecilku” alias kamar tidur miniku yang aku sewa setiap bulannya dengan harga 150 ribu rupiah, untuk menyalakan mesin pompa air.
Sebelum sempat aku keluar dari “istana kecil”, aku kemudian menghampiri meja belajarku yang praktis hampir tidak pernah aku gunakan untuk menulis atau membaca sebab isinya full of book. Hampir tidak tersisa ruang kosong di meja itu untuk membaca atau menulis. Tujuannya aku hendak mengambil sisa air minum yang belum sempat aku habiskan.
Sebelumnya, saat saya belum membuka note book, saya sempat mengambil satu gelas air putih, ini adalah kebiasaan saya setiap baru bangun tidur pasti harus minum satu gelas air putih. Eit, tidak gosok gigi dulu lho. He, he, he.
Deng,deng, deng! Saat hendak mengambilnya, si perut menyenggolnya hingga isinya tumapah ruah membanjiri meja belajarku. Sempat aku terbengong melihat buku-buku kesayangannku kena air, beruntung bengongnya tidak terlalu lama senhingga dengan secepat kilat aku bergerak.Dengan gerakan secepat kilat, tanganku meraih kain lap yang biasa aku letakkan di samping meja note book-ku.
Sebab lap dengan kualitas kain yang buruk, air itu tak kunjung terserap kain. Aku lalu menurunkan buku-bukuku dari meja ke lantai. Setalah merasa buku-buku berada di tempat yang aman, aku segera keluar untuk menyalakan mesin pompa air, kemudian mengambil handuk yang aku jemur di beranda belakang rumah.Entah dapat ide dari mana, handuk yang rencana aku cucui sebab sudah satu minggu dipakai, spontan aku gunakan untuk membersihkan air minum yang sempat membasahi buku-buku tercintaku.
Untuk menghibur diri aku berucap, “ah mungkin meja ini minta “dimandiin” sebab hampir satu tahun tak pernah dibersihkan”. He, he, he.
Demi buku, handuk mandiku-pun jadi korban!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar